Taman Situs Bersejarah Kotim dari tahun 2019 Hingga 2024 tidak ada Perawatan dan Renovasi Oleh Dinas Pariwisata Kotim

06/11/2024

.

Penamedia.News, Sampit 06 November 2024 Untuk kesekian kalinya Pendataan yang dilakukan oleh Dinas Pariwisata Kotim, Ibu Sri selaku stap pemantau aset pariwisata beserta tiem langsung lakukan peninjauan ke lapangan,di siklus sejarah yang di bangun beberapa rumah adat,setelah di lakukan pengecekan secara formal,hampir semua bangunan dan juga halaman yang tidak pernah di lakukan baik renovasi dan juga perawatan oleh Pamerintah daerah maupun dari dinas parawisata.

Ketua umum ormas prajah mantanoi yang di pilih dan di tunjuk oleh Pamerintah daerah untuk menjaga dan merawat taman wisata  bersejarah tersebut sangat menyayang kan,atas pembiaran oleh Pamerintah daerah dan dinas parawisata sehingga siklus taman bersejarah menjadi semak belukar,bangunan rumah rumah adat dari berbagai suku pun hancur termasuk rumah Betang yang menjadi kebanggaan suku Dayak,pungkas nya

Dirinya pun juga menegas kan bahwa taman bersejarah ini,sering di kunjungi oleh para turis-turis dari berbagai manca negara,tanpa di ketahui oleh dinas parawisata mereka hadir dan berkunjung ke taman tersebut untuk melihat ber anekaragaman seni budaya Dayak,terlebih lagi di situ berdiri berbagai sandung atau keramat yang menunjukan bahwa suku Dayak menjunjung tinggi kebersamaan kedamaian antar umat beragama yang terangkum di dalam satu wadah yaitu rumah betang ujarnya.

Staf parawisata bagian bidang aset daerah sebelumnya juga pernah memeriksa dan mendata   barang barang apa saja yang seharus nya di ganti dan yang perlu direnovasi,namun dari tahun 2019 hingga sampai tahun 2024 tidak ada satu pun yang di renovasi,terlebih lagi di rawat oleh para dinas terkait,padahal bagian perawatan nya pun hingga hari ini tidak pernah terlihat ada di lokasi tersebut.

Bukan hanya organisasi parajah mantanoi saja yang ikut mendesak pemerintah daerah dan dinas pariwisata,Lawung Adat Mandau telawang,BMT,Gerdayak,dan juga fordayak kecewa terhadap instansi daerah yang tidak mengucurkan dana untuk merawat dan melestarikan situs situs sejarah tersebut.

Mengingat beberapa petinggi Pamerintah daerah yang berkunjung serta melihat langsung situs sejarah yang seperti taman tempat pembuangan jin mati dan di penuhi semak belukar,pungkasnya.

Andaikan taman tersebut di tata dan di kelola dengan benar tentunya itu akan menjadi aset Pamerintah yang sangat menjanjikan ,dan dapat menambah pemasukan untuk APBD kalo situs tersebut benar benar di urus,tegas welvi. 

Selain itu Okta dan ormas lainnya menyatakan  sikap terhadap staf parawisata ibu Sri dan tiem yang hadir dalam pendataan aset Pamerintah tersebut,apabila dengan adanya data-data dan temuan yang mereka dapat kan pada hari ini Rabu, 06 November 2024,tidak ada realisasi sesegera mungkin maka seluruh aliansi organisasi Dayak,akan bertindak tegas terhadap Pamerintah daerah khususnya dan dinas parawisata pada umumnya.

Redaksi-HJ